Menuju “Dunia Baru”

“Let’s End – Start the Year” Serial

Aku menutup surat yang kutulis dengan salam. “Mari Berpindah Menuju Dunia Baru, Salam hangat untuk diriku yang selalu berupaya kuat, berpikir positif, bersyukur dan menyalakan cahaya kebahagiaan. Lakukan lebih banyak hal baru dan menyenangkan di tahun 2024. Sebarkan lebih banyak tawa.”

Biarkan Angin Bertiup

“Let’s End – Start the Year” Serial

…Dia sedang menulis cerita tentang penulis yang menulis cerita… 

…Aku akan mengutip lirik ini untukmu…

“Perpisahan bukanlah kata yang menyedihkan. Itu adalah sorakan yang menghubungkan kita pada impian masing-masing. Dengan memeluk hari-hari yang telah kita lewati bersama didada. Aku akan terbang jauh sendirian menuju langit masa depan”

“Expect an Unexpected”: Mengharapkan yang Tak Terharapkan

“Let’s End – Start the Year” Serial

Banyak kata yang tertahan
Kesedihan yang tak terbantahkan
Haru biru rasa
Gelombang asa

Lembaran bab yang terbuka cepat
Mengantarkan pada bab penutup
Kartu ucapan terlipat
Dibuka oleh tangan yang gugup

“Selamat Anda telah melalui ujian terbesar: waktu”
Apakah hatimu masih meratap? Mulutmu masih menggerutu?”

Perjalanan#4: Perdamaian

Masih ingatkah dengan kisah geng pencari lorong? Sekelompok anak-anak usia Sekolah Dasar yang menamai diri mereka pencari lorong-lorong baru dengan naik sepeda keliling desa. Jika itu kelompok, maka tentunya ia akan terdiri dari beberapa orang individu. Setiap individu itu unik, tak ada yang sama persis. Bertemunya individu-individu dalam satu kelompok tentu merupakan suatu potensi kekuatan.Continue reading “Perjalanan#4: Perdamaian”

Perjalanan#3: Menjalani Ujian-Ujian

Sebelumnya, aku tidak pernah berencana bergabung bersama teman-temanku, membentuk grup pencari lorong di desa. Tidak, setelah aku bisa mengendarai sepeda. Di antara teman-temanku, akulah yang paling belakangan pandai mengendarai sepeda, yaitu ketika aku duduk di kelas empat SD. Ayah mengajariku naik sepeda menggunakan sepeda milik tetangga sekaligus teman kecilku yang ukurannya relatif kecil untuk anakContinue reading “Perjalanan#3: Menjalani Ujian-Ujian”

Perjalanan#2: Tempat Berlindung

Refleksi pencari lorong masa kecil masih berlanjut. Suatu hari, saat kami melanjutkan pencarian lorong di wilayah selatan, yang didominasi oleh sawah dan lahan-lahan kebun serta bekas kebun, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Rumah kami masih jauh. Kami akan basah jika kami nekat menerobos hujan dan kemungkinan kami bisa sakit. Akhirnya, si B, anak lelaki yangContinue reading “Perjalanan#2: Tempat Berlindung”

Perjalanan #1: Menemukan Jalan Pulang

Aku teringat akan cerita masa kecilku. Aku dan tiga orang temanku bersepeda menelusuri lorong-lorong desa kami. Kami menyebut kelompok kami “Pencari Lorong”. Terkadang, ketika kami berhasil menemukan lorong-lorong kecil yang baru (menurut versi kami) dan bahkan tak terjamah, kami justru tidak mengenali jalan pulang. Akhirnya, kami pun mencari-cari dan menduga-duga kembali. Kami berusaha mengenali tanda-tanda,Continue reading “Perjalanan #1: Menemukan Jalan Pulang”